Kamis, 09 Februari 2012

Temuan Emas Harus Dikaji Mendalam

Temuan bahan tambang emas baru-baru ini di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, harus melalui berbagai kajian sebelum bisa diolah sebagai pertambangan.Pemerintah berharap masyarakat tak terburu-buru melakukan penambangan, di lokasi yang berdekatan dengan pusat kota dan hutan lindung itu.
Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam, mengemukakan hal itu menanggapi temuan bahan tambang emas oleh warga di RW 04, Kelurahan Alolama, Kecamatan Kendari, saat pengeboran sumur umum beberapa hari lalu.
"Tidak otomatis bisa langsung diolah, harus melalui berbagai kajian komprehensif terlebih dahulu," kata Nur Alam di Kendari, Kamis (9/2/2012).
Gubernur meminta masyarakat tidak terburu-buru menambang di lokasi itu, sebelum seluruh kajian diselesaikan. Apalagi lokasi itu hanya berjarak sekitar lima kilometer dari pusat Kota Kendari, dan berbatasan dengan Taman Hutan Raya Nipa-Nipa.
Secara terpisah Kepala Polres Kendari, Ajun Komisaris Besar Yuyun Yudhantara, mengatakan, telah mengerahkan tujuh petugas untuk berjaga di sekitar lokasi penemuan kandungan emas. Hal itu guna mengantisipasi kerawanan sosial yang bisa muncul.
"Kami mengantisipasi, agar jangan sampai banyak warga datang berbondong-bondong dan menimbulkan konflik," kata Yuyun.
Polisi juga berkoordinasi dengan pemerintahan desa dan kecamatan setempat, untuk men jaga situasi kondusif.
Sebelumnya, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Sultra, Hakku Wahab, mengatakan, pihaknya sudah meneliti tiga sampel tanah dari lokasi pengeboran sumur di Alolama. Hasilnya, disimpulkan lokasi tersebut tidak menguntungkan untuk penambangan emas.
Dari uji ketiga sampel itu, diketahui kandungan emas dalam tanah berkisar 0,2-0,4 parts per million (ppm). Itu berarti dari setiap satu ton tanah terdapat 0,2-0,4 gram emas. Kandungan itu tergolong kecil dan tidak ekonomis untuk pertambangan.
Selain itu, emas juga harus digali hingga kedalaman 24 meter. Dari sampel juga diketahui emas banyak bercampur dengan material pengikut lainnya, seperti tembaga, besi, seng, dan timah hitam.
"Proses pemurniannya akan lebih sulit lagi," kata Hakku.http://regional.kompas.com/read/2012/02/09/20291516/Temuan.Emas.Harus.Dikaji.Mendalam..